Selasa, Agustus 17, 2010

Anugerah Luar Biasa itu Bernama Ibu

Entah mengapa beberapa waktu ini, saya selalu memikirkan ibu saya. Bukan berarti saya tidak memikirkan ayah saya juga, tapi mungkin seperti apa yg disampaikan oleh Rasulullah SAW ketika ditanya siapa orang yg paling senang beliau pergauli. Tiga jawaban pertama Rasulullah menunjuk ke nama Ibu. Baru kemudian Ayah, mungkin setelah tulisan ketiga saya nanti, baru saya akan menulis tentang Ayah :)



Ketika saya coba merenungi lagi berbagai kejadian yang terjadi dalam kehidupan saya di masa lalu. Ternyata saya sadari bahwa pengaruh ibu dalam kehidupan saya sangatlah besar. Akan tetapi saya banyak tidak menyadari akan hal itu.



Ketika saya masih kecil, saya terjatuh dan kemudian terluka, ibu datang dan membawa saya, kemudian membersihkan luka saya sembari meneteskan air mata karena melihat buah hatinya terluka dan menangis. Tapi, setelah luka dibersihkan, saya pergi meninggalkan ibu menuju tempat tidur, tanpa terucap satupun kata terimakasih. Ibu tidak marah karena merasa tidak dihargai, malah beliau membalasnya dengan senyuman



Ketika saya masih kecil, saya sulit tidur di malam hari, ibu datang dan sembari mengelus-elus kepala saya, ibu menemani saya, memberikan cerita pengantar tidur, dan akhirnya membuat saya tertidur pulas. Tapi esok harinya ketika bangun, saya langsung bangun dan pergi bermain, tanpa mengucapkan terimakasih kepada ibu yang bisa membuat saya tidur nyenyak dan mimpi indah. Ibu masih saja membalasnya dengan senyuman



Ketika saya bersekolah, dan harus dihadapkan dengan pelajaran disekolah. Ibu mangajari dan mensupport saya belajar. Hingga akhirnya saya bisa mendapatkan rangking dan prestasi yang memuaskan. Tapi sekali lagi, saya tidak mengucapkan terimakasih kepada ibu, malah dengan bangganya saya meminta hadiah atas prestasi yang saya buat. Ibu menurutinya dan tetap membalasnya dengan senyuman



Ketika Ibu bekerja seharian memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga untuk membantu Ayah. Bekerja seharian membuat dia rindu akan buah hatinya dirumah. Sesampainya di rumah, saya datang menghampirinya, seraya meminta uang jajan dan kemudian pergi bermain dengan teman-teman. Tanpa memperhatikan bagaimana rindunya ibu kepada saya, saya dengan tenangnya meninggalkan ibu. Dan sekali lagi, ibu masih membalasnya dengan senyuman



Ketika saya tumbuh menjadi remaja, saya harus belajar menghadapi ujian untuk masuk ke perguruan tinggi. Ibu lah yang selalu mensupport dan mendoakan saya. Menanyakan apa saja yang dibutuhkan oleh saya supaya nyaman belajar. Dan ketika saya diterima, saya bersuka ria, saya senang karena sebentar lagi saya akan hidup di kota lain yang tentunya sangat menarik. Tak terucap lagi untaian terimakasih untuk ibu. Dan masih saja ibu tidak merasa tersinggung atau marah, apalagi sebentar lagi beliau akan merasa sedih karena berpisah dengan saya, Ibu....tetap membalasnya dengan senyuman



Banyak hal lain yang saya lakukan dan berhasil karena doa dan dukungan beliau, tapi selama ini saya kurang menyadarinya. Saya berpikir bahwa keberhasilan yg diperoleh itu karena kerja keras saya, amalan saya dan doa2 saya. Ada satu yang dilupakan, bahwa faktor keridhoan orang tua, terutama Ibu,sangat berpengaruh besar terhadap kehidupan kita di dunia dan akhirat kelak.



Beberapa waktu lalu saya mengalami sebuah masalah dan cobaan yang sangat besar bagi saya, masalah yang timbul karena kesalahan dan kekhilafan saya kurang lebih 6 tahun lamanya. Masalah ini membuat saya benar-benar drop secara fisik dan mental, membuat saya jadi tidak nafsu makan, selalu termenung, pandangan kosong dan benar-benar depresi berat.



Saya selalu mohon kepada Allah, supaya saya diberi kekuatan untuk bisa bangkit dari semua ini. Dan subhanalloh, Allah menjawab doa dengan cepat.



Ibu datangmenghampiri saya, walopun saya belum menceritakan masalah saya, tapi ibu bisa merasakannya... Maka pecah lah tangisan saya di pelukan ibu saya, wanita luar biasa yang dianugrahkan Allah untuk saya. Air mata yang selama ini jarang sekali menetes kembali menetes dengan derasnya. Dengan terisak-isak ibu menanyakan ada apa dengan saya, saya ceritakan semua masalah saya. Dengan ditemani aliran air mata yang tak henti-hentinya, saya menceritakan semua yang saya alami di pelukan ibu. Seperti anak kecil yang sedang menangis di pelukan ibunya ketika si anak baru saja jatuh dan terluka. Penuh kasih sayang dan kelembutan serta menenangkan. Sebuah moment yang tak kan terlupakan, sebuah moment yang penuh keindahan, dan sebuah moment yang menjadi hadiah yang luar biasa dari Allah SWT



Sunggu luar biasa cinta dan kasih sayang seorang ibu, setelah menceritakan semuanya, dan saya melihat ibu juga menangis sembari mengatakan bahwa saya adalah anak ibu, saya harus bisa bangkit, saya tidak boleh menyerah. Ibu dulu juga mengalami masa-masa yang sangat sulit. Dan anak ibu harus lebih baik dari ibu. Tiba-tiba hati kecil saya bergejolak, timbul semangat dan kekuatan yg luar biasa yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Allah menguatkan saya melalui ibu saya, Cobaan dan masalah yang saya alami selama ini ternyata adalah cara yang digunakan oleh Allah untuk mengingatkan bahwa saya punya seseorang yang sangat menyayangi saya tanpa pernah putus, seseorang yang tak pernah sedetik pun dalam hidupnya membenci saya, seseorang yang bisa merasakan ketika saya senang maupun sedih tanpa harus bertanya, seseorang yang relan berkorban apa saja untuk saya. Dan seseorang itu lah yang selama ini kurang saya perhatikan karena saya hidup dengan kesibukan dan kegiatan sendiri.



Ibu telah membangkitkan saya kembali, saya harus membuktikan kepada ibu saya, bahwa buah hatinya yang dititipkan oleh Allah kepada beliau ini dapat membuat beliau bangga dan bahagia. Bahwa pengorbanan dan perjuangan ibu membesarkan saya selama hampir 24 tahun ini tidak akan menjadi sia-sia.



Terimakasih ya Allah, Engkau Maha Pengampun dan Maha Pemberi Petunjuk, engkau tunjukkan hamba-Mu ini yang terbaik. Dan Hamba tak akan pernah lelah dan menyerah untuk menggapai keridhoan-Mu dengan membahagiakan kedua orang tua hamba. Terimalah taubat Hambamu ini, dan mulai sekarang orang pertama, kedua dan ketiga yang saya ingin buat bahagia di kehidupan ini adalah Ibu saya,kemudian Ayah saya, baru kemudian orang-orang lain.



Berilah hamba-Mu ini kesempatan ya Allah, berilah hamba umur untuk membahagiakan mereka, walaupun apa yang telah mereka berikan tak akan bisa tergantikan



--------------------------------------------------------

Kupersembahkan ini untuk ibuku tercinta



Salam,

Ananda Hernawan Adi

Tidak ada komentar: